Senin, 14 April 2014

Batu Bacan



Batu bacan merupakan batu yang sangat khas dari wilayah Bacan dan tidak diketemukan di wilayah lain di bumi ini berwarna hijau tua. Batu ini seolah-olah hidup atau bermetamorfosis. Bermeta morfosis disini maksudnya berubah warna dari hijau muda ke hijau sangat tua. Dalam bermetamorfosisnya batu ini, parameter waktu sangat berperan penting untuk mengetahui batu bacan ini telah jadi atau belum. Batu bacan yang telah jadi (dan biasanya berwarna hijau tua banget) diyakini ada isinya. 

Kasiruta Island: Hunting batu hijau ini mungkin tidaklah mengasikkan jika kita hanya membelinya di Labuha, kota terbesar di wilayah Bacan. Sesungguhnya batu Bacan ini bukanlah berasal dari pulau Bacan. melainkan pulau Kasiruta. Pulau Kasiruta yang terletak di sebelah barat Bacan sebenarnya tempat asal muasal diketemukan dan ditambang batu Bacan ini. Kenapa diberi nama batu Bacan bukan batu Kasiruta, karena kesultanan Bacan yang merupakan salah satu dari Kie Raha Maluku pertama kali dibangun di pulau ini sebelum dipindahkan ke pulau Bacan. Makanya batu ini sejak dahulu lebih dikenal dengan predikat nama batu Bacan.

Salah satu keistimewaan batu Bacan, adalah semakin lama batu ini akan berubah warna makin terang karena proses kristalisasi (silisifikasi) yang terjadi secara alami. Kepercayaan sejumlah pencinta batu bahwa seiring makin beningnya warna bacan, sang pemilik akan semakin hoki atau banyak rejeki, membuat batu ini diburu. 

”Perubahan alamiah batu, dari warna gelap menjadi terang membuat batu ini juga dijuluki sebagai batu hidup,” ujar pria yang akrab disapa Toto oleh penggemar batu, saat dijumpai INDOPOS di kiosnya Batu Permata Cah Ayu Poles, Sabtu (23/2) lalu. Toto mengatakan, batu bacan terdiri dari beberapa jenis. Ada bacan doko, bacan palamea, dan juga bacan obi Ciri yang membedakan adalah warna yang dimiliki oleh batu bacan tersebut. 

Bila kehijauan, berarti bacan doko, sedang kan warna kebiruan adalah bacan pala mea, serta bacan obi berwarna merah. ”Bacan mengalami pemrosesan warna, dari buram ke warna bening. 
Bahkan banyak warga dari dua negara itu datang ke Pulau Bacan untuk membeli langsung dari penambang. Pada sisi lain, keberadaan batu tersebut di tempat asalnya sudah makin sulit didapat. Para penambang harus masuk jauh ke dalam tanah untuk bisa memperolehnya. Itu pun tidak selalu bisa mem peroleh batu bacan dengan kualitas yang bagus. ”Faktor-faktor itulah yang membuat batu ini berharga mahal,” kata Toto juga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar